Mizan Production
Cast : Revalina S. Temat, Lukman Sardhi, Ferry Salim, Sayef Muhammad Billah, Feby Febiola, Helmalia Putri, Indro Warkop, Sujiwo Tedjo, Dinda Hauw, Angga Putra.
Release Date : Oct 20, 2011
Director : John De Rantau
Rate Description :
0 : Rubbish - 1 : Dissapointing - 2 : Ordinary - 3 : Good - 4 : Very Good - 5 : Recomended!
RATE : 1
Rasanya, jauh sebelum dirilis ekspektasi yang besar sudah dialamatkan pada film ini. Diantaranya jajaran pemain didalamnya yang cukup menjanjikan. Ada Revalina S. Temat disana yang pernah menjadi nominator aktris terbaik pada Festival Film Indonesia 2009 dan kerap bermain dalam film sarat kualitas semisal (?) Tanda Tanya. Tidak terlupakan Lukman Sardhi, aktor serba bisa yang selalu sukses memerankan peran dalm film apa saja dan juga dibanjiri prestasi yang tidak dapat disebut minim. Ditambah Sujiwo Tedjo yang kemarin, jujur menggugah saya dalam film Tendangan Dari Langit. Memiliki naskah yang tidak sembarangan, yang mengisahkan tentang kegemilangan putra-putri Indonesia di kancah dunia internasional lewat olimpiade sains kemudian diproduksi oleh Mizan Production yang terkenal dengan film-film bermutunya. Lantas apalagi alasan untuk tidak memberikan ekspektasi yang teramat besar terhadap film terbaru karya John De Rantau ini?
Muhammad Arief (Sayef Muhammad Billah), anak dari sebuah keluarga miskin dari Sumenep, Madura, sangat menggemari sains, khususnya fisika. Meski tinggal jauh dari kota besar dan bersekolah dengan fasilitas yang serbaminim, Arief tetap menekuni fisika. Arief tinggal bersama ayahnya, Muslat (Lukman Sardi), mantan petani garam yang beralih profesi menjadi sopir truk serabutan karena ladang garam sedang dilanda paceklik. Lantaran kondisi ekonomi keluarga yang serba kekurangan itu, ibu Arief, Salmah (Helmalia Putri), terpaksa bekerja sebagai TKW di Singapura. Setelah bertahun-tahun belum juga kembali, dan tidak pernah memberi kabar, Arief sangat merindukannya. Arief bekerja di bengkel sepulang sekolah dengan cita-cita mengumpulkan uang untuk mencari ibunya. Arief akan dibantu oleh Cak Alul (Sudjiwo Tedjo). Ibu Tari Hayat (Revalina S. Temat), seorang guru fisika, melihat bakat besar yang dimiliki Arief. Berkat dorongan Ibu Tari, Arief ikut seleksi olimpiade sains yang akan diadakan di Singapura. Namun, sesungguhnya Arief memiliki agenda tersembunyi yaitu menemukan ibunya di sana.
Mestakung, jujur tampil tidak konsisten. Diawal film kita cukup dibuat terkesan dan seolah ingin terus menikmatinya. Semakin lama dinikmati, semakin membosankan pula film ini bergulir. Filmnya seperti berusaha keras menyampaikan pesan yang terlihat klise dan kurang berhasil. Filmnya menjadi biasa biasa saja dan tidak seistimewa yang dipikirkan. Alur cerita yang terlalu lamban mungkin menjadi salah satu faktornya. Jelas pencapaian ini tidak akan berakhir memuaskan bagi penonton.
Karakter yang dibebankan kepada dua nominator FFI, Revalina dan Lukman seolah terasa terlalu ringan. Mereka tidak tampil buruk, namun tidak seistimewa biasanya. Aktor aktris lain tampil monoton dan tidak memuaskan. Apalagi tokoh utama Arief yang dimainkan Sayef Muhammad Billah, yang telihat kurang natural sebagaimana mesti yang ia harus perankan. Semesta Mendukung tidak berhasil dalam membuat ikatan emosional antara karakter yang satu dengan karakter yang lain.
Entah mengapa, John De Rantau yang membuat Denias tampil begitu gemilang, gagal membangun semua komponen. Ia terkesan berusaha keras menghadirkan simpati para penontontonnya. Semesta Mendukung hanya menyelesaikan dialog demi dialognya namun tidak dapat menempatkan filmnya sesuai dengan ekspektasi banyak orang dan menjadi salah satu film terbaik setidaknya di tahun 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar