Sabtu, 17 Desember 2011

Pemenang Megashow Movie Award 2011 "Harmoni Lintas Generasi"

8 Predikat untuk film Sang Penari






Akhirnya, setelah melalui proses panjang menilai film yang tayang dalam tahun 2011, Megashow Movie Award telah memilih 21 pemenang terdiri dari 12 film kategori terbaik, dan 7 kategori terfavorit melalui voting. Film terbaik berhasil di menangkan Sang Penari yang juga menjadikan Ifa Isfansyah seebagai Sutradara terbaik Oka Antara sebagai Aktor terbaik sekaligus terfavorit. Untuk kategori Aktris terbail Dinda Hauw yang bersaing ketat dengan Prisia Nasution berhasil keluar sebagai pemenang sekaligus menjadi pendatang baru terbaik dalam film drama yang menguras airmata Surat Kecil Untuk Tuhan. Pendatang baru Prisia Nasution gagal memenangkan predikat terbaik namun berhasil memenangkan 2 kategori terfavorit diantaranya Aktris utama terfavorit dan pendatang baru terfavorit. Sedangkan untuk kategori film secara utuh, ? (Tanda Tanya) berhasil menjadi yang terfavorit. Berikut daftar lengkap pemenang MMA 2011.


Kategori Terbaik :




Film Terbaik : Sang Penari (Salto Films)
Sutradara Terbaik : Ifa Isfansyah (Sang Penari)
Aktor Utama Terbaik : Oka Antara (Sang Penari)
Aktris Utama Terbaik : Dinda Hauw (Surat Kecil Untuk Tuhan)
Aktor Pendukung Terbaik : Agus Kuncoro (?)
Aktris Pendukung Terbaik : Dewi Irawan (Sang Penari)
Pendatang Baru Terbaik : Dinda Hauw (Surat Kecil Untuk Tuhan)
Penata Sinematografi Terbaik : Ipung Rachmat Syaiful (The Mirror Never Lies)
Penata Musik Terbaik : Aksan & Titi Sjuman (Sang Penari)
Penata Suara Terbaik : Satrio Budiono & Saft Daultsyah (?)
Penyunting Gambar Terbaik : Aline Jusria & Dinda Amanda (Catatan Harian Si Boy)
Penulis Skenario Terbaik : Nia Dinata (Arisan 2)
Penata Artistik Terbaik : Eros Eflin (Sang Penari)
Soundtrack Film Terbaik : Kotak - Tendangan Dari Langit (Ost. Tendangan Dari Langit)


Kategori Terfavorit :




Film Terfavorit : ? (Sinemart Pictures)
Aktor Utama Terfavorit : Oka Antara (Sang Penari)
Aktris Utama Terfavorit : Prisia Nasution (Sang Penari)
Aktor Pendukung Terfavorit : Agus Kuncoro (?)
Aktris Pendukung Terfavorit : Poppy Sovia (Catatan Harian Si Boy)
Pendatang Baru Terfavorit : Prisia Nasution (Sang Penari)
Soundtrack Film Terfavorit : Agnes Monica - Rapuh (Ost. Ayah Mengapa Aku Berbeda?)

Kamis, 15 Desember 2011

Review : Garuda Di Dadaku 2 (2011)

Indika Entertainment
Cast : Emir Mahira, Aldo Tansani, Monica Sayangbati, Maudy Koesnaedi, Rio Dewanto, Muhammad Ali, Ramzi, Rendy Khrisna.
Director : Rudi Soedjarwo
Release Date : December 15, 2011

Rate Description :
0 : Rubbish - 1 : Dissapointing - 2 : Ordinary - 3 : Good - 4 : Very Good 5 : Recomended!

RATE : 2,5

Wajar rasanya memberikan ekspektasi yang besar terhadap film ini. Pertengahan tahun 2009 lalu, filmnya dirilis dengan sutradara Ifa Isfansyah. Sutradara baru yang sebelumnya aktif merilis film pendek. Debutnya dinilai sukses dan juga dipuji beberapa kalangan. Tahun ini, Garuda Di Dadaku melanjutkan kisah Bayu dengan pergantian sutradara yang kini dipegang Rudi Soedjarwo. Tentunya menjadi tugas yang tidak ringan diembannya ketika dipercayakan men-direct sebuah film yang sebelumnya telah sukses.



Bayu (Emir Mahira), yang sekarang sudah menjadi anggota sepakbola timnas U-13, ingin membuktikan dirinya mampu membawa timnya menjuarai kompetisi junior tingkat ASEAN di Jakarta. Dengan dukungan sahabatnya, Heri (Aldo Tansani), berikut teman sekelas yang memikat hatinya, Anya (Monica Sayangbati), dan pelatih timnas dengan teknik unik, Pak Wisnu (Rio Dewanto). Bayu memimpin teman-temannya berjuang amat keras untuk mencapai final. Namun kehadiran seorang pemain baru bernama Yusuf malah mengacaukan konsentrasi Bayu. Apalagi Yusuf menjadi the rising star di tim tersebut, dan makin akrab berteman dengan Heri. Ditambah dengan situasi tim yang makin porak poranda, Bayu jadi pesimis dan memilih kabur. 



Entah dengan alasan sepeti apa, yang pastinya tidak saya ketahui pasti, Ifa Isfansyah tidak mengerjakan proyek ini. Alih-alih menghadirkan sekuel yang kisahnya tetap memikat, pergantian posisi sutradara terasa kurang berhasil. Rudi Soedjarwo seperti kesulitan dalam memainkan emosi penonton. Pertandingan dilapangan hijau yang beberapa kali ditampilkan dalam film ini pun gagal mencapai klimaks dengan sempurna sehingga beberapa scene terlihat dipaksakan meskipun akhirnya kembali bisa di kontrol dengan baik. Dengan ending yang biasa, sebenarnya skenarionya terbilang brilian dengan menghadirkan konflik di beberapa tempat, yang harus dihadapi sang tokoh sentral.



Sedangkan dari segi cast, Emir Mahira yang meraih piala citra tetap mampu tampil apik didukung dengan cast supporting yang baik. Terlihat kinerja kerja casting director dalam memilih pemain sehingga dapat hal tersebut menambah poin dan mampu menyelamatkan filmnya.



PR besar jika akhirnya sang produser memutuskan untuk melanjutkan film ini ke jilid 3, penyajian cerita yang lebih inovatif tampaknya menjadi harga mati sehingga nantinya tidak terlihat seolah mengejar hasil yang telah di set happy ending secara flat dan akhirnya membosankan untuk beberapa penonton setianya. Ketakutan yang menurut saya cukup beralasan.



Jujur, saya cukup kecewa menyaksikannya. Kecewa dikarenakan ekspektasi yang teramat besar. But overall, melihat dari segala aspek, film ini memenuhi standart film indonesia yang wajib diapresiasi. Dengan hasil demikian, apakah sekuel ini kembali mampu menuai pujian dan menyamai atau bahkan melebihi raihan 1,4 juta penonton?  Saya rasa pendapat setiap orang berbeda-beda. Terlebih dalam urusan tontonan. Let’s see ya..

Rabu, 14 Desember 2011

TERUS DUKUNG NOMINATOR FAVORIT KAMU!!!!


HARMONI LINTAS GENERASI

 Film Terfavorit
 
 1. ? (Sinemart Pictures)
2. Arisan 2 (Kalyana Shira Film)
3. The Mirror Never Lies (SET Films & WWF Indonesia)
4. Tendangan Dari Langit (Sinemart Pictures)
5. Sang Penari (Salto Film)

Aktor Utama Terfavorit

1. Alex Komang (Surat Kecil Untuk Tuhan)
2. Ario Bayu (Catatan Harian Si Boy)
3. Emir Mahira (Rumah Tanpa Jendela)
4. Oka Antara (Sang Penari)
5. Tio Pakusadewo (Tebus)

Aktris Utama Terfavorit

1. Atiqah Hasiholan (The Mirror Never Lies)
2. Cut Mini (Arisan 2)
3. Dinda Hauw (Surat Kecil Untuk Tuhan)
4. Fanny Fabriana (True Love)
5. Prisia Nasution (Sang Penari)

Aktor Pendukung Terfavorit

1. Agus Kuncoro (Tanda Tanya)
2. Agus Kuncoro (Tendangan Dari Langit)
3. Hendro Djarot (Sang Penari)
4. Hengky Sulaiman (Tanda Tanya)
5. Sudjiwo Tedjo (Tendangan Dari Langit)


Aktris Pendukung Terfavorit

1. Aida Nurmala (Arisan 2)
2. Bella Esperance (The Perfect House)
3. Dewi Irawan (Sang Penari)
4. Ira Wibowo (Kentut)
5. Poppy Sovia (Catatan Harian Si Boy)

Pendatang Baru Terfavorit

1. Dinda Hauw (Surat Kecil Untuk Tuhan)
2. Gita Novalista (The Mirror Never Lies)
3. Prisia Nasution (Sang Penari)
4. Rio Dewanto (?)
5. Yosie Kristanto (Tendangan Dari Langit)


Soundtrack Film Terfavorit
1. Christoffer, Iqbal, Teuku, Bastian & Monica - Elang (Ost. Lima Elang)
2. Afgan - Dalam Mihrab Cinta (Ost. Dalam Mihrab Cinta)
3. Agnes Monica - Rapuh (Ost. Ayah Mengapa Aku Berbeda?)
4. Judika - Cinta Satukan Kita (Ost. Rindu Purnama)
5. Kotak - Tendangan Dari Langit (Ost. Tendangan Dari Langit)

Kirimkan dukunganmu dalam bentuk pesan!
contoh :
FILM 6 (No. urut)
AKTOR 8 (No. urut)
AKTRIS 7 (No. urut)
AKTOR/AKTRIS PENDUKUNG 7 (No. urut)
PENDATANG BARU 9 (No. urut)
SOUNDTRACK 6 (No. urut)


VIA Fanpage FB : Cinemaylo/Megashow 
VIA Twitter : @CinemayloMGS
SMS : 082194005594

Sabtu, 10 Desember 2011

Megashow Movie Award 2011 "Harmoni Lintas Generasi"

Untuk ke-6 kalinya penghargaan untuk film indonesia, Megashow Movie Award digelar. Sebuah ajang tahunan berdasarkan penilaian dari tim Cinemaylo Movie Blog yang menilai seluruh film yang tayang mulai 1 Januari 2011-2 Desember 2011. Tahun ini Megashow Movie Award mengangkat tema 'Harmoni Lintas Generasi' yang dapat diartikan sebagai apresiasi terhadap film indonesia tanpa adanya batasan generasi, dari generasi anak-anak, muda, sampai generasi tua. Setelah melalui proses seleksi terpilih 18 film yang lolos dan nilai beberapa juri yang kemudian menentukan nominasi kategori terbaik dan terfavorit. Kategori terbaik ditentukan oleh tim juri sedangkan kategori terfavorit melalui voting. Pemenang-pemenangnya sendiri akan diumumkan via Cinemaylo Movie Blog pada tanggal 17 Desember 2011. Berikut daftar nominasi lengkapnya :




Nominasi  ”Megashow  Movie  Award  2011”

Kategori Terbaik :
Film Terbaik
 ? (Sinemart Pictures)
Arisan 2 (Kalyana Shira Film)
The Mirror Never Lies (SET Films & WWF Indonesia)
Tendangan Dari Langit (Sinemart Pictures)
Sang Penari (Salto Film)

Sutradara Terbaik

Hanung Bramantyo (Tanda Tanya)
Hanung Bramantyo (Tendangan Dari Langit)
Ifa Isfansyah (Sang Penari)
Kamila Andini (The Mirror Never Lies)
Nia Dinata (Arisan 2)

Aktor Utama Terbaik

Alex Komang (Surat Kecil Untuk Tuhan)
Ario Bayu (Catatan Harian Si Boy)
Emir Mahira (Rumah Tanpa Jendela)
Oka Antara (Sang Penari)
Tio Pakusadewo (Tebus)

Aktris Utama Terbaik

Atiqah Hasiholan (The Mirror Never Lies)
Cut Mini (Arisan 2)
Dinda Hauw (Surat Kecil Untuk Tuhan)
Fanny Fabriana (True Love)
Prisia Nasution (Sang Penari)

Aktor Pendukung Terbaik

Agus Kuncoro (Tanda Tanya)
Agus Kuncoro (Tendangan Dari Langit)
Hendro Djarot (Sang Penari)
Hengky Sulaiman (Tanda Tanya)
Sudjiwo Tedjo (Tendangan Dari Langit)


Aktris Pendukung Terbaik

Aida Nurmala (Arisan 2)
Bella Esperance (The Perfect House)
Dewi Irawan (Sang Penari)
Ira Wibowo (Kentut)
Poppy Sovia (Catatan Harian Si Boy)

Pendatang Baru Terbaik

Dinda Hauw (Surat Kecil Untuk Tuhan)
Gita Novalista (The Mirror Never Lies)
Prisia Nasution (Sang Penari)
Rio Dewanto (?)
Yosie Kristanto (Tendangan Dari Langit)

Penata Sinematografi Terbaik

Aline Jusria (Catatan Harian Si Boy)
Ipung Rachmat Syaiful (The Mirror Never Lies)
Yadi Sugandi (?)
Yadi Sugandi (Sang Penari)
Yudi Datau (Arisan 2)

Penata Musik Terbaik

Aghi Narottama & Bemby Gusti (Arisan 2)
Aksan Sjuman & Titi Sjuman (Rindu Purnama)
Aksan Sjuman & Titi Sjuman (Sang Penari)
Thoersi Argeswara (Surat Kecil Untuk Tuhan)
Thoersi Argeswara (The Mirror Never Lies)

Penata Suara Terbaik

Adityawan Susanto & Trisno (Kentut)
Khikmawan Santosa (Lima Elang)
Khikmawan Santosa (The Perfect House)
Satrio Budiono & Saft Daultsyah (?)
Satrio Budiono & Sutrisno (Tendangan Dari Langit)

Penyunting Gambar Terbaik

Aline Jusria & Dinda Amanda (Catatan Harian Si Boy)
Cesa David Lukmansyah (?)
Cesa David Lukmansyah (Sang Penari)
Lucky Kuswandi (Arisan 2)
Yoga Krispratama (The Perfect House)


Penulis Skenario Terbaik

Dirmawan Hatta & Kamila Andini (The Mirror Never Lies)
Nia Dinata (Arisan 2)
Salman Aristo (Jakarta Maghrib)
Salman Aristo, Ifa Isfansyah & Shanty Harmayn (Sang Penari)
Titien Wattimena (?)

Penata Artistik Terbaik

Ary Juwono (Arisan 2)
Benny Lauda (The Perfect House)
Eros Eflin (Sang Penari)
Fauzi (?)
Frans X.R Paat (Batas)


Soundtrack Film Terbaik

Christoffer, Iqbal, Bastian , Teuku, Monica -Lima Elang (Ost. Lima Elang)
Afgan - Dalam Mihrab Cinta (Ost. Dalam Mihrab Cinta)
Agnes Monica - Rapuh (Ost. Ayah Mengapa Aku Berbeda?)
Judika - Cinta Satukan Kita (Ost. Rindu Purnama)
Kotak - Tendangan Dari Langit (Ost. Tendangan Dari Langit)

Kategori Terfavorit :
Film Terfavorit
 ? (Sinemart Pictures)
Arisan 2 (Kalyana Shira Film)
The Mirror Never Lies (SET Films & WWF Indonesia)
Tendangan Dari Langit (Sinemart Pictures)
Sang Penari (Salto Film)

Aktor Utama Terfavorit

Alex Komang (Surat Kecil Untuk Tuhan)
Ario Bayu (Catatan Harian Si Boy)
Emir Mahira (Rumah Tanpa Jendela)
Oka Antara (Sang Penari)
Tio Pakusadewo (Tebus)

Aktris Utama Terfavorit

Atiqah Hasiholan (The Mirror Never Lies)
Cut Mini (Arisan 2)
Dinda Hauw (Surat Kecil Untuk Tuhan)
Fanny Fabriana (True Love)
Prisia Nasution (Sang Penari)

Aktor Pendukung Terfavorit

Agus Kuncoro (Tanda Tanya)
Agus Kuncoro (Tendangan Dari Langit)
Hendro Djarot (Sang Penari)
Hengky Sulaiman (Tanda Tanya)
Sudjiwo Tedjo (Tendangan Dari Langit)


Aktris Pendukung Terfavorit

Aida Nurmala (Arisan 2)
Bella Esperance (The Perfect House)
Dewi Irawan (Sang Penari)
Ira Wibowo (Kentut)
Poppy Sovia (Catatan Harian Si Boy)

Pendatang Baru Terfavorit

Dinda Hauw (Surat Kecil Untuk Tuhan)
Gita Novalista (The Mirror Never Lies)
Prisia Nasution (Sang Penari)
Rio Dewanto (?)
Yosie Kristanto (Tendangan Dari Langit)

Soundtrack Film Terfavorit
Christoffer, Iqbal, Bastian , Teuku & Monica - Lima Elang (Ost. Lima Elang)
Afgan - Dalam Mihrab Cinta (Ost. Dalam Mihrab Cinta)
Agnes Monica - Rapuh (Ost. Ayah Mengapa Aku Berbeda?)
Judika - Cinta Satukan Kita (Ost. Rindu Purnama)
Kotak - Tendangan Dari Langit (Ost. Tendangan Dari Langit)

Selasa, 29 November 2011

Review : Arisan 2 (2011)

Kalyana Shira Films
Cast : Tora Sudiro, Cut Mini Theo, Rachel Maryam, Aida Nurmala, Surya Saputra , Rio Dewanto, Sarah Sechan, Atiqah Hasiholan, Adinia Wirasti, Edward Gunawan, Ria Irawan 
Release Date : December 01, 2011
Director : Nia Dinata

Rate Description :
0 : Rubbish - 1 : Dissapointing - 2 : Ordinary - 3 : Good - 4 : Very Good 5 : Recomended!

Rate : 4,5

Berakhir dengan ending yang manis, tidak banyak yang menduga Arisan 1 akan dilanjutkan untuk dibuat sekuel. Arisan 1 dirilis begitu apik 8 tahun lalu berhasil menjadi salah satu ikon film komedi dan membawa pulang Piala Citra FFI 2004 sebagai film terbaik dan 4 piala di kategori pemeran utama pria, pemeran pendukung pria, pemeran pendukung wanita, dan penyunting terbaik. Keberhasilannya pun diikuti Arisan The Series yang ditayangkan salah satu TV swasta. Kala itu Arisan menuai banyak pujian baik dari kalangan kritikus maupun awam. Masih setia dengan cast di film Arisan1, kini Arisan 2 diperkuat dengan aktor-aktris pilihan. Atiqah Hasiholan, beberapa kali dinominasikan dalam ajang perfilman. Sarah Sechan yang di setiap filmnya tampil mencuri perhatian, dan Rio Dewanto, model sekaligus aktor pendatang baru yang sampai saat ini sedang diperhitungkan. Ditambah Ardinia Wirasti, aktris peraih piala citra. Jelas mereka semua bukan aktor-aktris sembarang. Mereka menyatu dalam membuat sebuah tontonan komedi yang segar.




Kalau di Arisan 1, cerita terfokus pada orang-orang yang berusaha melupakan masalah dan berpura-pura bahagia, menipu orang lain, bahkan menipu diri mereka sendiri untuk menghadapi kenyataan hidup, Arisan 2 mencertikan kelanjutan hidup tokoh Meimei, Sakti, Nino, Andien, dan Lita yang mengalami banyak perubahan.




Perubahan penting tak terhindarkan, seperti kematian suami Andien, perceraian Meimei, penolakan Lita terhadap institusi perkawinan, walaupun dirinya memilih untuk membesarkan anak yang dikandungnya. Sampai pada stagnansi hubungan sesama jenis Sakti dan Nino yang akhirnya membuat mereka memutuskan untuk berpisah dulu. Kemunculan dokter Joy (Sarah Sechan), ahli bedah plastik dengan financier nya Ara (Atiqah Hasiholan), menjadi obat bagi ibu-ibu Arisan Jakarta. Bahkan penulis yang dulu suka mengkritisi ibu-ibu ini, Yayuk Asmara (Ria Irawan) sekarang berubah haluan, justru mengeruk keuntungan dengan menulis biografi mereka. Kemunculan Octa (Rio Dewanto), sebagai pria muda tampan juga meramaikan 'social scene' Jakarta. Sampai suatu titik, Sakti, Andien, Lita dan Nino, dihadapkan pada kenyataan bahwa Meimei menutupi kanker yang menggerogoti dirinya, ia tidak sekedar berlibur di pulau.  Lalu berkumpullah mereka, untuk mengatur strategi mendatangi Meimei dan membongkar rahasianya.




Membuka mata dan sangat entertaining, filmnya berjalan nyaris sempurna. Tidak memerlukan penonton yang harus berfikir untuk memengerti filmnya. Bukan suatu masalah, penonton sudah atau belum menyaksikan prekuelnya, Arisan 2 tetap bisa dinikmati tanpa harus flashback ke-8 tahun yang begitu cukup lama, meski diakui secara garis besar, penontonnya adalah orang-orang yang penasaran akan kelanjutan film drama-komedi karya Nia Dinata ini.




Kemunculan tokoh-tokoh baru, terasa menjadi magnet penting dalam film ini. Tanpa Sarah Sechan, karakter Dokter Joy tentunya akan berbeda jika perannya diberikan kepada artis lain. Kehidupan yang glamour yang dibangun pada tokoh Ara yang dimainkan Atiqah Hasiholan, dan tokoh Octa seorang gay yang mendampingi Nino diperankan Rio Dewanto, mampu mencuri perhatian dan memperkuat tokoh-tokoh yang sebelumnya telah ada.





Tak hanya itu, Arisan 2 menggambarkan kekayaan wisata yang ada di Indonesia, Candi Borobudur dan Lombok yang berhasil diekplor dengan pas. 8 tahun yang tidak menjadi hambatan untuk sang kreator untuk melanjutkan filmnya dan mempertahankan kualitas yang sudah dibangun. Disinilah, kualitas serorang filmmaker dibuktikan. Nia Dinata dan segenap crewnya mampu menyelesaikannya dan terbukti berhasil. Keputusan yang diambil sangatlah tepat. Dimana film ini juga dapat menjadi obat bagi para fans film Arisan.





Dari sisi cast, Cut Mini, Tora Sudiro, Surya Saputra, serta Rachel Maryam menyelesaikan PR mereka dengan baik. Mereka tidak kehilangan chemistry meski jarak syuting antara film inu dengan film terdahulunya cukup memakan waktu yang tidak sebentar. Tapi entah mengapa, Aida Nurmala, pemeran tokoh Andien, yang nampak paling gemilang diantara cast utama dalam film ini. Tidak berlebihan rasanya jika ia seolah ingin memberi tahu kepada siapa saja yang menonton, bahwa siapa sebenernya seorang Aida Nurmala. Aktris pendukung di beberapa film yang kualitasnya terjaga sejak Arisan 1, sampai Arisan 2 selesai.




Dan, bukan sesuatu hal yang tabu jikalau penonton Arisan 2 membandingkan dengan film sebelumnya sebelum akhirnya memutuskan seri mana yang mereka lebih favoritkan. Kalau saya pribadi beranggapan, Arisan 1 maupun Arisan 2 sama-sama memiliki nilai yang berbeda, dimana keduanya tidak bisa saya pisahkan karena memang keduanya memilik daya tarik satu sama lain. So, bagaimana dengan anda?

Sang Penari

Cast : Prisia Nasution, Oka Antara

Sabtu, 05 November 2011

Review : Pengejar Angin (2011)

Putaar Production & Pemprov Sumsel
Cast : Qausar Harta Yudana, Mathias Muchus, Wanda Hamidah, Lukman Sardhi, Agus Kuncoro, Siti Helda Meilita.
Release Date : November 3, 2011
Director : Hanung Bramantyo

Rate Description :
0 : Rubbish - 1 : Dissapointing - 2 : Ordinary - 3 : Good - 4 : Very Good 5 : Recomended!


Rate : 2,5

Minim promosi dan tidak terdengar proses pembuatannya, film berbandrol sutradara besar Hanung Bramantyo dirilis. Sebelum menyaksikan film ini, setidaknya ada dua alasan yang bertentangan untuk menonton atau tidak menonton film ini. Alasan menontonnya jelas karena sutradaranya adalah salah satu dari pencetak film berkualitas. Namun dari segi visual, poster filmnya terasa kurang greget. Promosinya yang kurang bergaung menjadikan nilai kurang untuk menontonnya. Apalagi sekarang bioskop tengah dibanjiri film hollywood yang begitu menggoda. Jelas menjadi suatu kebingungan untuk memutuskan apakah menonton film ini atau memilih film hollywood dengan hasil akhir yang lebih menjanjikan. Namun akhirnya saya putuskan untuk menonton filmnya.



Di sebuah kampung di daerah Lahat Sumatera Selatan, tinggal seorang remaja bernama Dapunta (Qausar) yang sebentar lagi akan lulus SMA dan harus menentukan ke mana masa depannya harus melangkah. Ibu Dapunta (Wanda Hamidah), sebenarnya sangat ingin agar Dapunta yang cerdas, melanjutkan pendidikannya ke jenjang kuliah, tapi masalahnya sang Ayah (Mathias Muchus) menentangnya. Ayahnya itu lebih menginginkan Dapunta yang dikenal sebagai pengejar angin, julukan bagi pelari tercepat di kampung itu, untuk melanjutkan jejaknya sebagai pemimpin dari para Bajing Loncat di Kampung mereka. Sampai suatu hari, Dapunta memberanikan diri untuk mengatakan kepada ayahnya bahwa ia mempunyai mimpi. Dan untuk itu, ia harus sekolah. Ia harus kuliah. Dengan cara apapun. Dibantu oleh Nyimas, cinta pertamanya, Pak Damar (Lukman Sardhi), seorang guru muda berbakat yang melihat potensi yang tak terbatas dari Dapunta, dan juga Husni sahabatnya, Dapunta pun mulai mengejar mimpinya. Sayangnya itu semua tidak mudah. Selain kenyataan bahwa ia adalah anak seorang bajing loncat yang kemudian membuat ia dibenci oleh teman sekolahnya, ia pun juga harus berhadapan dengan Jusuf, rival sejatinya. Jusuf yang juga sama cerdas dan berbakat dengan Dapunta, sejak awal memang sudah membenci Dapunta. Ia tidak menyukai kenyataan bahwa ada orang lain di sekolah itu yang mampu menandingi kecerdasannya. Ia pun dengan sekuat tenaga mencoba untuk membuat hidup Dapunta menjadi sulit. Belum lagi, kepala sekolah yang tidak simpatik dan tidak peduli dengan potensi murid-muridnya, ikut membuat mimpi Dapunta semakin penuh dengan rintangan. Namun Dapunta tidak menyerah. Apalagi ketika Coach Ferdy (Agus Kuncoro), teman lama Pak Damar yang juga seorang pelatih lari nasional dari Jakarta melihat bakat Dapunta yang sesungguhnya. Pemuda berjuluk “pengejar angin” ini pun akhirnya menemukan jalan lain menuju mimpinya (21cineplex.com)



Diawal film, penonton disuguhi adegan yang begitu gelap yang menjelaskan karakter ayah sang tokoh sentral. Cukup berhasil walaupun mungkin kurang menarik penonton. Film kemudian bergerak ke tokoh Dapunta yang menjalani kehidupan dan perjalanan mewujudkan cita-citanya. Didalam filmnya juga tidak lepas dari masalah sosial budaya yang sudah sangat sering ditampilkan di film-film rilisan Indonesia. Dalam hal ini tokoh Dapunta yang memiliki rival, seorang siswa yang juga termasuk pintar disekolahnya. Filmnya berjalan meceritakan persaingan yang terjadi antara tokoh Dapunta dan Jusuf.



Secara keseluruhan, cast cukup apik dalam membangun emosi dan memainkan karakter masing-masing. Mathias Muchus tampil rapi. Begitupun dengan Qausar Harta Yudana sang tokoh utama, Lukman Sardhi dan aktor pendukung lain yang dapat menyatu. Pemilihan cast yang bisa dibilang sempurna. Emosi yang disampaikan Qausar meyakinkan penonton dan menjelaskan apa yang ada dalam karakternya dilakukannya dengan baik. Filmnya membuat penonton terjaga untuk terus mengikutinya. Alasan tidak menonton filmnya dikarenakan tampilan luar yang kurang menarik, terpatahkan. Namun, jujur tidak ada hal yang baru yang ditawarkan film ini. Tokoh utama yang hidup dalam masalah ekonomi, dan bercerita tentang pendidikan, dan cita-cita. Tema sejenis tahun ini, belakangan di tampilkan dalam film karya John De Rantau‘Mestakung’, dan ‘Tendangan Dari Langit’ yang kebetulan juga di sutradarai oleh Hanung Bramantyo sendiri. Patut disayangkan, benar-benar tidak ada formula baru dari filmnya. Yang berbeda hanyalah tokoh, masalah, serta cara dari menyelesaikan cerita yang akhirnya happy ending. Selebihnya, semuanya terlihat seperti comotan.



Anggapan lain yang berhasil saya simpulkan adalah, film ini adalah film ngebut yang dikerjakan untuk persiapan Sea Games 2011 yang sebentar lagi akan ramai diperbincangkan negara seasia. Kabar baiknya adalah filmnya berhasil tampil tanpa kesan terburu-buru dalam pembuatan maupun penyelesaian saat menontonnya. Filmnya menginspirasi, dan ditujukan untuk membangkitkan semangat, tidak lebih. Dengan hasil akhir seperti ini, ‘Tendangan Dari Langit’ jelas masih jauh lebih unggul, namun film ini tetap berhak direkomendasikan untuk remaja yang bersandang ke bioskop sepulang sekolah, ketimbang memilih untuk menonton film dedemit dan kawan-kawan ataupun film Indonesiayang minim pesan moral :)

Minggu, 30 Oktober 2011

Review : The Perfect House (2011)

VL Production
Starring : Bella Esperance, Cathy Sharon, Endy Arfian, Wanda Nizar, Mike Lucock.
Release Date : Oct 27, 2011
Director : Affandi Abdul Rahman

Rate Description :
0 : Rubbish1 : Dissapointing2 : Ordinary3 : Good4 : Very Good 5 : Recomended!

RATE : 3

Tidak dapat dipungkiri sekilas film ini mengingatkan banyak orang terhadap film slasher besutan The Mo Brothers ‘Rumah Dara’ yang begitu mempesona dikala itu. Judulnya yang jika di bahasa indonesiakan sama-sama menggunakan objek rumah. Ditambah lagi hadirnya Mike Lucock yang dalam film ini lebih mengumbar akting lewat ekspresi. Menambah jumlah orang yang mengaitkan filmnya dengan 'Rumah Dara'.



Film dibuka dengan adegan pria yang membopong seorang wanita yang hendak ia kuburkan. Setelah itu filmnya bergerak ke Julie (Cathy Sharon) seorang guru privat yang menunggu ‘pasien’ anaknya menyelesaikan ujian sekolah. Dimenit-dimenit awal filmnya berjalan begitu rapi namun kurang greget. Sampai akhirnya Julie yang sedang merancang liburan panjang diminta oleh atasannya untuk menangani satu ‘pasien’ baru lagi di sebuah rumah didaerah puncak. Julie tidak dapat menolak karena Madam Rita (Bella Esperance), sosok oma sang calon pemakai jasa memohon langsung dihadapannya. Alhasil, liburan yang telah direncanakn batal dengan satu pekerjaan terakhir yang harus diselesaikan Julie. Disebuah rumah yang terlihat begitu sempurna Julie yang sejak awal kedatangannya merasakan keganjilan mulai mencoba menguak satu demi satu misteri yang terdapat didalamnya.



Seperti yang saya katakan diawal, adalah sebuah kewajaran film ini sarat dikaitkan dengan ‘Rumah Dara’ slasher yang sukses meninggalkan begitu banyak pujian terhadap penontonnya. Namun karya keempat Affandi Abdul Rahman ini punya inticerita sendiri. Yang saya lihat, samasekali tidak ada usaha mendompleng film ‘Rumah Dara’. Vera Lasut penulis skenario sekaligus produser film ini harus percaya diri akan hadirnya film yang ia klaim bertemakan thiller bukan slasher. Meskipun scene diawal film mengingatkan kita pada film ‘Insidious’ karya James Wan, namun Affandi sukses membangun ketegangan demi ketegangan dengan begitu baik tanpa perlu terburu-buru. Semuanya berjalan rapi. Suasana mencekam yang berusaha dibangun tampil meyakinkan dengan furniture/perabot rumah dan balutan musik Aghi Narottama yang juara.



Bella Esperance yang melakonkan tokoh Madam Rita berhasil menunjukkan kemampuan akting yang memang seharusnya ditunjukkan aktris senior ini. Cathy Sharon juga bermain aman dan tidak mengecawakan. Mike sendiri tidak kehilangan poin dalam memerankan karakter Yadi. Dan yang paling mengangumkan adalah tokoh Januar yang diperankan pemeran anak-anak pendatang baru, Endy Arfian. Terlihat begitu berhasil dan tidak dibuat-buat.



Tanpa ceceran darah yang berlebihan, aksi pembunuhan yang terlalu terekspos, jelas terlihat kekuatan utama The Perfect House adalah kekuatan cerita yang cukup berhasil dijaga dengan baik. Satu-satunya pertanyaan yang wajib dilayangkan selepas menonton karya Affandi yang mengejutkan diakhir film ini. Untuk apa Madam Rita dan Yadi membunuh begitu banyak orang yang terlihat dalam buku rahasia sang Madam? Mungkin saya yang bingung atau apa, yang jelas film ini mendapat sambutan yang luar biasa ketika diputar di Puchon International Fantastic Film Festival, di Korea.