Cast : Tara Basro, Luna Maya, Imelda Therinne, Ichi Nuraini, Maya Otos, Poppy Sovia, Dion Wiyoko, Bella Esperance, Kris Hatta, Sigi Wimala.
Director : Adriyanto Dewo, Chairun Nissa, Billy Christian, Nicholas Yudifar, Harvan Agustriansyah.
Genre : Horror, Thriller.
Running Time : 97 minutes.
Rate Description :
O : Rubbish / 1 : Dissapointing
2 : Ordinary / 3 : Good
4 : Very Good / 5 : Outstanding!

Sejujurnya pemilihan judul Histeria saya rasakan kurang tepat. Meskipun cukup berhasil menciptakan ketengangan di beberapa scene masing-masing segmen, secara keseluruhan film ini gagal menyampaikan apa maksud yang terkandung pada judulnya.
#1 Pasar Setan (Adriyanto Dewo)
Score : 1/5

Pasar Setan adalah segmen terburuk dari Histeria. Meskipun saya mengerti maksud ‘pasar’ yang diangkat dalam segmen ini, namun sayangnya eksekusinya terlampau gagal. Pasar Setan terlalu flat dari beberapa aspek untuk disebut sebagai salah satu dari segmen omnibus horror. Disayangkan sekali karena sebenarnya segmen dengan judul yang menarik ini cukup mengundang penasaran banyak orang.
#2 Wayang Koelit (Chairun Nissa)
Score : 2.5/5

Sejujurnya saya senang bahwa budaya Jawa kembali diangkat kedalam sebuah film. Hal ini membuat saya penasaran akan eksekusi film horror yang disandingkan dengan pertunjukan Wayang Kulit akan menjadi seperti apa. Meskipun tidak dapat saya katakan sempurna, tapi segmen menurut saya cukup rapi dari apa yang ada dalam Histeria. Ditambah dengan kontribusi Tya Subiakto sebagai penata musik, berhasil menambah ketegangan demi ketegangan. Maya Otos yang didaulat menjadi tokoh utama dalam segmen ini terbilang berhasil menampilkan karakter wartawan asing yang mengalami teror.
#3 Kotak Musik (Billy Christian)
Score : 1.5/5

Luna Maya tampil sebagai kekuatan dalam segmen ini. Sayangnya saya menangkap beberapa scene yang terlalu familiar (pernah saya tonton dalam film luar). Beberapa karakter dalam segmen film ini pun terasa kurang memberi kontribusi yang berarti. Artinya ada atau tidaknya karaktert tersebut tidak akan menjadi sebuah masalah. Kotak Musikbertutur agak berbelit sehingga keoptimisan yang tercipta diawal segmen pupus begitu saja.
#4 Palasik (Nicholas Yudifar)
Score : 2/5

Sama seperti Wayang Koelit, Palasik adalah salah satu segmen yang membuat saya pribadi penasaran. Selain telah menjadi urban legend,Palasik cerita rakyat dari Padang pernah saya dengar dalam beberapa versi. Palasik sebenarnya bisa jadi segmen yang paling baik dalam Histeria. Imelda Therinne memberi kualitas akting yang memukau seperti apa yang ia tunjukkan dalam film slasher, Rumah Dara. Lokasi syuting yang juga pernah digunakan The Mo Brothers untuk menggarap Rumah Dara tetap mampu memberi kesan “menyeramkan” bagi siapapun yang membayangkan berada ditengah-tengah rumah tersebut. Maka efek animasi yang digunakan untuk menciptakan hantu kepala buntung adalah poin minus dari segmen ini dimana efek tersebut mengingatkan saya pada film horror televisi yang pernah saya saksikan di salah satu stasiun TV swasta.
#5 Loket (Harvan Agustriansyah)
Score : 3/5

Selain Ichi Nuraini yang tampil apik, Loket punya Bella Esperance yang begitu menyeramkan minus dialog. Setelah menyaksikan semua segmen maka pilihan terbaik jatuh pada segmen terakhir ini. Tidak berlebihan namun cukup konsisten menciptakan ketegangan dari awal sampai akhir,Histeria beruntung mempunyai segmen ini. Segmen yang tidak terlalu muluk-muluk namun akhirnya berhasil menutup Histeria yang mengecewakan dibeberapa segmen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar